Yogyakarta – Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Alfath (TRPBS 22), Bima (TRPBS 22), dan Tatas (TRPBS 22), berhasil menjadi finalis dalam ajang bergengsi National Bridge Design Competition yang merupakan bagian dari Civil Expo ITS 2024. Kompetisi ini mengangkat tema “Perencanaan Jembatan Bentang Panjang Ramah Pejalan Kaki dengan Mempertimbangkan Kearifan Lokal dan Inovasi Teknologi BIM”.
Kompetisi ini mendorong mahasiswa untuk merancang jembatan bentang panjang 250meter dengan konfigurasi struktur cable stayed yang ramah bagi pejalan kaki. Dalam perancangan tersebut, peserta juga dituntut untuk mengintegrasikan teknologi Building Information Modeling (BIM) sebagai bentuk inovasi yang relevan dengan perkembangan infrastruktur modern. Kompetisi ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), terutama poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).
SDGs poin 4, yang menekankan pendidikan berkualitas, tercermin dalam pembelajaran berbasis praktik yang diterapkan dalam kompetisi ini. Proses perancangan, penggunaan teknologi BIM, dan integrasi kearifan lokal memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan teknis, inovasi, dan kreativitas mereka. Kompetisi ini juga menjadi ajang pertukaran ilmu dengan peserta dari universitas lain seperti ITS, UNDIP, dan UGM, yang semakin memperkaya wawasan peserta.
Sementara itu, SDGs poin 9 terkait industri, inovasi, dan infrastruktur, diwujudkan melalui desain jembatan yang tidak hanya inovatif tetapi juga berkelanjutan. Penggunaan teknologi BIM mencerminkan penerapan teknologi modern dalam infrastruktur yang tangguh dan efisien. Tema kompetisi yang fokus pada pejalan kaki dan kearifan lokal menunjukkan bagaimana infrastruktur dapat mendukung pembangunan inklusif sekaligus menjaga keseimbangan antara modernisasi dan keberlanjutan.
Keberhasilan Alfath dan Tatas masuk sebagai finalis dengan posisi proposal keempat merupakan pencapaian yang membanggakan. Meski persaingan ketat, mereka tetap optimis untuk memberikan yang terbaik dan menargetkan posisi tiga besar. Strategi seperti berbagi waktu secara efisien, berdiskusi dengan dosen pembimbing, dan mempersiapkan presentasi yang menarik menjadi kunci keberhasilan mereka.
Pengalaman ini tidak hanya menambah wawasan teknis dan inovasi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Indeks Kinerja Utama (IKU) Departemen Teknik Sipil UGM. Keikutsertaan mereka menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi berperan penting dalam melahirkan generasi muda yang mampu menciptakan solusi inovatif untuk tantangan pembangunan masa kini.
Prestasi ini diharapkan memotivasi mahasiswa lain untuk terus mengikuti lomba, dan berinovasi serta berkontribusi dalam menciptakan infrastruktur yang berkelanjutan, sejalan dengan visi SDGs untuk masa depan yang lebih baik.