Yogyakarta, 2025 — Pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan menjadi tantangan utama di era perubahan iklim dan urbanisasi pesat. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu dosen Departemen Teknik Sipil yaitu Lava Himawan, S.T., M.T., menginovasikan Paving Drainage Block (PDB), sebuah sistem perkerasan permeabel yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan menyerap air dan kekuatan tekan perkerasan.
Inovasi Paving Drainage Block (PDB) adalah paving block yang terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian atas sebagai lapis aus dan penopang beban, serta bagian bawah berfungsi sebagai saluran drainase. Sistem perkerasan permeabel tradisional sering menyisakan genangan air karena infiltrasi yang kurang optimal, sementara beton berpori memiliki kekuatan tekan relatif kecil sehingga penggunaannya terbatas. PDB dirancang untuk mengatasi kelemahan paving konvensional dan beton berpori dengan meningkatkan permeabilitas sekaligus kekuatan tekan.
Penelitian ini melakukan analisis, pengujian kuat tekan prototipe PDB, dan simulasi menggunakan metode elemen hingga (finite element analysis). Analisis kekuatan PDB dilakukan menggunakan perangkat lunak Abaqus dengan model plastisitas kerusakan beton untuk memprediksi distribusi tegangan dan pola retak. Setelah simulasi selesai, desain cetakan prototipe dibuat dan diuji di laboratorium mengikuti standar kuat tekan paving block. Dua tipe geometri PDB dikembangkan dengan perbedaan pola dan luas bukaan drainase. Kekuatan tekan serta pola retak diuji pada usia beton 28 hari, dan hasil simulasi dibandingkan dengan hasil laboratorium untuk validasi model.
Inovasi PDB mendukung SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan memberikan solusi inovatif untuk pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan. Sistem perkerasan dari PDB berpotensi mengurangi limpasan air, menjaga ketersediaan air tanah, dan memperpanjang umur perkerasan dengan kekuatan mekanis yang optimal. PDB diharapkan menjadi solusi paling tepat untuk pengerasan jalan yang ramah lingkungan, mampu meresapkan air ke dalam tanah dengan lebih efisien serta memiliki kekuatan tekan yang cukup untuk mendukung beban lalu lintas ringan hingga sedang. Keberlanjutan ini selaras dengan upaya adaptasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan kota.