Yogyakarta, 13 Juni 2024—Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada mengadakan workshop pembuatan Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) sebagai salah satu bekal penting bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas yang sangat antusias untuk mempelajari teknologi yang dapat diterapkan langsung di masyarakat.
Instalasi Pemanen Air Hujan atau (IPAH) adalah teknologi sederhana yang memiliki manfaat besar dalam konservasi air dan penyediaan air bersih, terutama di daerah yang sering mengalami kekurangan air. Dengan memanen air hujan, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada sumber air tanah yang semakin menipis. Selain itu, IPAH juga membantu mengurangi risiko banjir dengan menahan air hujan yang seharusnya mengalir ke saluran drainase.
Workshop ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di lapangan saat KKN. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya konservasi air dan penerapan teknologi sederhana yang ramah lingkungan.
Workshop pembuatan Instalasi Pemanen Air Hujan di Departemen Teknik Sipil SV UGM ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik dalam mempersiapkan mahasiswa untuk berkontribusi nyata di masyarakat. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan, para mahasiswa siap menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di lokasi KKN mereka.
Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan workshop pembuatan Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) yang tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN), tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap beberapa Sustainable Development Goals (SDGs). SDG nomor 4, Pendidikan Berkualitas, tercermin dalam upaya DTS UGM untuk memberikan keterampilan praktis kepada mahasiswa dalam teknologi IPAH, yang dapat mereka terapkan langsung di masyarakat melalui KKN.
SDG nomor 11, Kota dan Permukiman Berkelanjutan, diwujudkan melalui penggunaan IPAH untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketersediaan air bersih di komunitas. Selain itu, SDG nomor 6, Air Bersih dan Sanitasi, mendapat dukungan dengan mempromosikan konservasi air melalui teknologi IPAH, yang membantu mengatasi kekurangan air di daerah yang membutuhkan.
Kolaborasi dan kemitraan yang terjalin dalam workshop ini juga mendukung SDG nomor 17, yaitu Kemitraan untuk Tujuan, dengan melibatkan mahasiswa, dosen, dan masyarakat dalam upaya bersama untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi teknologi ramah lingkungan. DTS UGM berkomitmen untuk terus memperluas inisiatif seperti ini sebagai bagian dari upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang holistik dan inklusif.
Salah satu peserta workshop, Maimunah, mahasiswa Departemen Teknik Sipil angkatan 2021 menyatakan, “Workshop ini sangat bermanfaat, tidak hanya untuk persiapan KKN, tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari. Saya jadi lebih paham bagaimana memanfaatkan air hujan secara efektif dan ramah lingkungan.” Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan manfaat serta mampu menerapkannya di berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian, tujuan untuk mencapai masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan berkelanjutan dapat terwujud.