Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng., Dosen Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi, melakukan penelitian hibah Dana Masyarakat dengan judul “Evaluasi Flushing Waduk Mrica Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan”. Penulis melakukan evaluasi flushing pada Waduk Mrica yang berada di DAS Serayu melalui DDC (Draw Dawn Culvert) yang memiliki potensi merusak lingkungan sekitar.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan flushing dan dampaknya terhadap lingkungan, dengan menganalisis data sekunder dari instansi terkait maupun media online, serta data primer dari survei lapangan. Penelitian ini berfokus pada pelaksanaan flushing yang dilakukan secara rutin untuk melakukan pengendalian sedimen dengan mengeluarkan sedimen melalui spillway atau DDC dengan memanfaatkan energi hidrolik akibat beda tinggi.
Pak Sulaiman tidak sendiri dalam melakukan penelitian ini. Pak Sulaiman dibantu oleh Dr. sc-tech. Adhy Kurniawan, S.T., Dr. Ir. Sindu Nuranto, M.S., IPU., C.WS., dan 2 mahasiswa untuk melaksanakan penelitian. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data primer melalui survei, wawancara, dan pengambilan data secara langsung. Selain itu, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari instasi terkait yaitu PT PLN Indonesia Power, Perum Jasa Tirta I, dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO).
Dari data yang sudah didapatkan, capaian flushing pada tahun 2018 sebesar 21,82%, 2019 sebesar 29,3%, 2020 sebesar 43,84%, 2021 sebesar 34,91%, 2022 mencapai 246,55%, dan 2023 sebesar 26,95%. Pada dasarnya pelaksanaan flushing Draw Down Culvert (DDC) dapat dilakukan hingga 1,5 juta m3/tahun. Namun, flushing ekstrem terjadi pada tahun 2022. Hal ini dikarenakan pada tanggal 31 Maret 2022 saat PT PLN sedang membuka DDC sesuai SOP, terjadi longsor pada endapan sedimen pada waduk sehingga perlu dilakukan flushing dalam jumlah yang besar guna menjaga sustainability. Flushing dengan DDC pada tahun 2022 mencapai 3.698.213 m3 yang dilakukan sebanyak tiga kali sehari dengan durasi total selama 8 jam operasi. Berdasarkan data rekapitulasi pembukaan pintu DDC, durasi flushing normal berkisar 20-30 menit dan dilakukan sekali dalam satu hari.
Adanya lonjakan yang signifikan dari flushing, mengakibatkan lingkungan sekitar terdampak dengan cukup signifikan. Dampak lingkungan yang dirasakan adalah adanya penurunan kualitas air sungai dan kematian ribuan ikan di Sungai Serayu. Ribuan ikan ditemukan terdampar di pinggiran Sungai Serayu sejak tanggal 31 Maret 2022. Perubahan kondisi air waduk menjadi keruh dan berlumpur akibat proses flushing dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dan meningkatnya nitrat dari pupuk pertanian sehingga banyak ikan dan makhluk hidup lainnya mati.
Untuk menindaklanjuti masalah tersebut, Bupati Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas menyampaikan surat audiensi kepada Presiden dan ditindaklanjuti dengan terbentuknya task force penyelamatan waduk mrica terpadu. Selain dari pemerintah, banyak pihak-pihak lain yang terlibat dalam uapaya penyelamatan waduk mulai dari hulu-hilir DAS Serayu. Pada bagian hulu berfokus pada pengurangan sedimen dengan upaya konsercasi dengan tanaman dan bangunan yang bisa menahan sedimen seperti checkdam dan gully plug. Sedangkan pada bagian waduk upaya dilakukan dengan berfokus pada penanganan sedimen untuk optimalisasi flushing, dredging, dan dry excavation dan pada hilir upaya dilakukan dengan fokus konservasi biota endemik.
Penelitian ini sejalan dengan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi dan Infrastruktur yang mendorong pengembangan infrastruktur yang berkualitas, andal, tangguh, dan berkelanjutan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah dalam melakukan flushing, perlu mempertimbangkan pengelolaan waduk yang berkelanjutan. Selain itu, flushing yang akan dilakukan terutama dengan operasi DDC memerlukan pertimbangan mengenai dampak bagi lingkungan karena dengan menggelontorkan air bercampur dengan sedimen dalam jumlah besar dapat mengakibatkan penurunan kualitas air di bagian hilir. Hal ini bisa menyebabkan kematian hewan pada sungai pasca pelaksanaan flushing. Akan tetapi, perlu dilakuakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara flushing agar efektif dan memiliki dampak yang seminimal mungkin bagi lingkungan.