Yogyakarta, 2024 – Ika Rahmawati Suyanto dan tim dosen dari Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan program sosialisasi mitigasi gempa di kawasan Desa Wisata Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko bencana alam, khususnya gempa bumi, yang merupakan ancaman serius bagi kawasan tersebut. Dengan lokasi yang berada di Cincin Api Pasifik, Jatirejo rentan terhadap gempa vulkanik dan tektonik. Oleh karena itu, pelatihan mitigasi gempa sangat penting untuk melindungi pengunjung dan masyarakat setempat.
Pelatihan yang dilaksanakan pada 23 September 2024 ini melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo sebagai narasumber. Dalam sesi ini, peserta diajarkan tentang penyebab dan jenis-jenis gempa, serta teknik perlindungan diri yang tepat saat terjadi bencana. Metode pembelajaran interaktif yang digunakan mencakup pemaparan materi, diskusi, dan simulasi, sehingga peserta dapat memahami dengan baik langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat.
Sebagai bagian dari upaya edukasi yang lebih luas, tim juga membuat poster mitigasi gempa yang berisi panduan teknis untuk pengunjung Bukit Cubung. Poster ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi siapa saja yang mengunjungi desa wisata tersebut. Dengan adanya materi edukatif ini, pengelola desa wisata dan pengunjung diharapkan lebih siap menghadapi kemungkinan terjadinya gempa.
Kegiatan sosialisasi ini sejalan dengan beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 11 mengenai kota dan komunitas yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, peningkatan kesadaran akan risiko bencana dan kesiapsiagaan masyarakat merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berkelanjutan. Selain itu, pelatihan ini juga mendukung SDG 13 tentang tindakan terhadap perubahan iklim dan dampak bencana, dengan mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi risiko alam yang tidak terduga.
Keberhasilan pelatihan ini terlihat dari antusiasme peserta yang tinggi serta partisipasi aktif selama simulasi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai menyadari pentingnya mitigasi bencana dalam menjaga keselamatan diri dan orang lain. Dengan demikian, upaya sosialisasi mitigasi gempa oleh Ika Rahmawati Suyanto dan tim tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tetapi juga membangun budaya kesiapsiagaan di kalangan masyarakat.
Secara keseluruhan, program ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dan pelatihan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. Dengan meningkatkan kesadaran akan risiko bencana dan memberikan keterampilan mitigasi yang diperlukan, Desa Wisata Jatirejo dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa di masa depan.