Foto 1. Paparan materi kuliah umum dan materi bedah buku (Dari kiri: Suwardo, S.T., M.T., Ph.D., Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA, MT., ATU. dan Drs. Abdul Haris, M.Pd.)
Tujuan dari kuliah umum dan roadshow bedah buku adalah memberikan wawasan perkembangan baru tentang angkutan online dengan penekanan diskusi aspek ride sharing, car sharing, economy sharing, dan smart parking. Acara ini dikemas dengan paparan nara sumber dan diskusi serta paparan studi kepada mahasiswa (polling) sesusai acara. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Departemen Teknik Sipil Sv UGM, perwakilah mahasiswa dan dosen perguruan tinggi di DIY, Pustral UGM, MTI, stakeholders angkutan online (gojek, grab, uber, dsb.).
Pemerintah sudah berupaya mendorong minat masyarakat terhadap kendaraan angkutan umum melalui penerapan pajak, subsidi komponen harga tiket kereta, maupun bus kota. Namun, upaya tersebut belum cukup signifikan dapat menurunkan penggunaan kendaraan angkutan pribadi di kota-kota padat penduduk. Di sisi lain terdapat kenyataan bahwa pembangunan jalan baru tidak serta menjadi solusi kemacetan, karena sebaliknya dapat memacu kepemilikan dan penggunaan kendaraan angkutan pribadi lebih banyak lagi untuk mendukung kegiatan produktif, seperti bisnis/perdagangan, pendidikan/sekolah, pariwisata/perhotelan, rumah sakit maupun fasilitas umum lainnya. Oleh karena itu, tidak hanya pemerintah yang berusaha mencari pemecahana masalah tersebut, namun perlu banyak pihak yang terlibat mencari solusi permasalahan transportasi dan kemacetan lalu lintas. Salah satu contoh perkembangan terkini adalah penerapan teknologi informasi dalam angkutan yang disebut angkutan online (taxi, gojek, grab, uber dan sebagainya). Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Daerah Istimewa Yogyakarta telah membuat kajian awal tentang angkutan online dan memaparkannya dalam kuliah umum dan roadshow bedah buku ini.
Car sharing
Solusi kreatif angkutan online ini adalah car sharing. Konsep car sharing memberikan akses penumpang dengan kendaraan bermotor lainnya tanpa harus memiliki kendaraan bermotor tersebut, sehingga keinginan untuk memiliki kendaraan sendiri, dapat ditekan. Tujuan utamanya melayani kebutuhan masyarakat atas mobilitas yang terkadang tidak dpaat terpenuhi hanya menggunakan transportasi umum. Dengan adanya car sharing pilihan masyarakat terhadap jenis trasnportasi umum menjadi lebih beragam dan murah. Penerapan teknologi informasi ini menjadi image baru dalam dunia industri transportasi umum. Angkutan online ini dapat dibandingkan dengan transportasi umum, dalam hal keterjangkauan wilayah layanan kita dapat mengetahui bahwa kereta api atau bus tidak dapat menjangkau semua wilayah yang menjadi tujuan pergerakan. Jika tujuan (destination) pergerakan harus melewati jalan kecil, yang tidak dapat dilewati kendaraan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa menggunakan kendaraan pribadi lebih mudah daripada harus menggunakan bus atau kereta api. Maka dari itu, car sharing adalah suatu pilihan transportasi yang dapat mendukung pemecahan masalah pada sektor transportasi untuk masyarakat yang belum memiliki kendaraan pribadi.
Ride sharing
Ride sharing adalah salah satu variasi solusi dalam memecahkan masalah kemacetan dan penggunaan kendaraan pribadi, karena penggunaan angkutan online ini mendukung konsep ride sharing yang mampu mensubtitusi sebagian kepemilikan kendaraan pribadi. Dari studi yang dilakukan oleh salah satu institusi Pusat Studi Transportasi dan Kebijakan Publik dinyatakan bahwa terdapat sebesar 31% penggunaan transportasi mengurungkan niat untuk membeli kendaraan pribadi dan sebesar 6% mobil pribadi berniat menghentikan penggunaan mobilnya, karena adanya layanan angkutan online yang memenuhi konsep ride sharing. Ride sharing adalah kegiatan bersama-sama berkendaraan, untuk mencapai tujuan tertentu, dimana semakin banyaknya orang bersama-sama berkendaraan dapat mengefisienkan suatu perjalanan. Rides haring juga dapat dijadikan berbagi keuntungan antara produsen dan konsumen dalam bidang transportasi. Pada dasarnya terdapat elemen minimum ketika mendefinisikan sebuah kegiatan transportasi yang layak disebut ride sharing (setidaknya terdapat 3 elemen penting) yaitu, ketersediaan yang fleksibel, peta lokasi yang dibuat efisien dengan teknologi canggih agar dapat meminimalisir kemacetan, dan meningkatkan kegunaan kendaraan pribadi (utility) berdasarkan pengantaran penumpang per kilo meter (demand polling) artinya suatu kendaraan pribadi dapat lebih banyak mengantar penumpang lebih jauh.
Dalam bidang transportasi, adanya kebijakan mobil murah makin menyebabkan kemacetan terjadi di mana-mana. Adanya suatu sistem dari perusahaan yang mengeluarkan kendaraan dengan fasilitas penunjang yang telah disesuaikan dengan tingkat ekonomi masyarakat Indonesia (harga menyesuaikan kualitas barang). Selain itu, kebijakan pemerintah yang mensubsidi bahan bakar minyak juga dapat menaikkan jumlah kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi. Kebijakan lainnya seperti pajak kendaraan jika dibandingkan dengan mancanegara, pajak tersebut dapat dikategorikan sebagai pajak yang rendah. Permasalahan mendasar lainnya adalah paradigma masyarakat publik yang ada yaitu bahwa keberhasilan atau kesuksesan pribadi diukur dari kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi. Mindset ini mendorong dan menciptakan suatu sistem dimana kendaraan pribadi wajib dibeli, sementara kebanyakan orang malas berjalan kaki pada jarak sedang dan pendek secara rasional.
Tingkat keberhasilan penerapan konsep ride sharing ditunjukkan dengan adanya studi yang membuktikan bahwa perjalanan transportasi umum (dalam hal ini menggunakan kereta api) hanya dapat melakukan aktivitas transportasi (mengantar-jemput penumpang) sebanyak satu juta perjalanan, sedangkan ride sharing yang difokuskan pada ojek online dapat menjalankan aktivitas transportasi sebanyak 2,5 juta perjalanan.
Di akhir kegiatan ditutup dengan penyerahan buku “Solusi Masalah Transportasi di Era IT : Ride Sharing, Economy Sharing dan Smart Parking” Penulis Muslich Zainal Asikin dan Nurindra Rusmana (2018) dan Majalah “Memikirkan Kembali Mobilitas Perkotaan di Indonesia: Peran Layanan Mobilitas Bersama (Mei 2017) oleh Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA, MT., ATU. (MTI DIY) kepada Departemen Teknik Sipil SV UGM. Sebaliknya dari Departemen Teknik Sipil SV UGM diserahkan kenang-kenangan kepada MTI DIY.
Catatan Penyelenggara Kuliah Umum & Roadshow Bedah Buku
Kuliah Umum & Roadshow Bedah Buku bertajuk “Solusi Masalah Transportasi di Era IT” diselenggarakan atas kerjasama Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi UGM dengan MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Daerah Istimewa Yogyakarta oleh KMDTS SV UGM (Keluarga Mahasiwa Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada). Acara akan dilaksanakan pada Hari Kamis, 29 Maret 2018 pukul 13.00-16.00 WIB di Ruang 225 KPTU Sekolah Vokasi UGM. Pendaftaran dibuka untuk dosen, mahasiswa, praktisi transportasi, dan masyarakat pemerhati masalah transportasi mulai 16-27 Maret 2018. Kapasitas peserta terbatas 80 pendaftar pertama. Peminat/peserta yang akan mengikuti acara dapat melakukan pendaftaran melalui link:
https://docs.google.com/forms/d/1MnceM_o2qWF3CmMbVg2-tCWhj_PVbxfhRT8G7hK3lpk/edit?ts=5aaa7553
Yogyakarta, 16 Maret 2018
Panitia – KMDTS SV UGM
Gambar 1. Kehadiran peserta dan undangan dalam acara
Foto 2. Penyerahan buku dan majalah transportasi
Foto 3. Penyerahan kenang-kenangan plakat Departemen Teknik Sipil
Foto 4. Sesi foto nara sumber dengan KMDTS dan dosen
Foto 5. Foto bersama nara sumber dan mahasiswa peserta kuliah (Baris depan dari kiri: Ir. Heru Budi Utomo, M.T., Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D, Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA, MT., ATU. dan Suwardo, S.T., M.T., Ph.D.