Heru Budi Utomo
Iman Haryanto
Nur Budi Susanto
Pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) 9 mengenai Industri, Innivasi, dan Infrastruktur menuntut pembangunan infrastruktur yang tangguh, berkelanjutan, dan berkualitas. Dalam konteks ini, inovasi di sektor penerbangan menjadi kunci, termasuk dalam pengembangan material dan desain infrastruktur bandara yang ramah lingkungan. Salah satu terobosan yang sedang dikaji adalah penerapan perkerasan permeabel di area bandara.
Meskipun memiliki kekuatan struktural yang relatif lebih rendah dibanding perkerasan konvensional, material ini menawarkan keunggulan signifikan dalam mengelola limpasan air permukaan, yang dapat mengurangi risiko genangan dan dampak lingkungan. Sebuah penelitian inovatif berfokus pada mengatasi keterbatasan ini dengan merancang ketebalan perkerasan permeabel yang aman untuk landasan pacu non-primer dan bahunya. Dengan memanfaatkan perangkat lunak desain FAARFIELD dan menggunakan pesawat ATR 72-600 sebagai acuan, penelitian ini berhasil menciptakan desain yang optimal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ketebalan yang diperlukan untuk landasan pacu non-primer berkisar antara 228 hingga 254 mm, sementara untuk bahunya tetap konsisten di 195 mm untuk berbagai kondisi tanah dasar. Temuan ini tidak hanya membuktikan kelayakan teknis penggunaan material berkelanjutan di lingkungan bandara yang menuntut, tetapi juga merepresentasikan langkah nyata dalam mewujudkan prinsip SDG 9. Inovasi desain seperti ini mendorong industri penerbangan ke arah yang lebih hijau, membangun infrastruktur yang tidak hanya kuat dan andal, tetapi juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan untuk masa depan.
