Yogyakarta, 22 September 2023─Mahasiswa TPPIS 2021, Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi UGM, Nayla Zahra Aghni Fitria, mengikuti KOSEN Global Camp at Akashi KOSEN, 13—22 September 2023 di National Institute of Technology (KOSEN), Akashi College, Jepang.
KOSEN Global Camp at Akashi KOSEN yang mengusung tema International Collaborative Workshop on Countermeasures against Natural Disaster yang dibiayai fully-funded oleh JST Sakura Science Exchange Program (SSP). Pada Sakura Science Exchange Program kali ini mengangkat topik natural disaster yang bertujuan mengadakan collaborative learning, discussion, and workshop dari berbagai negara yaitu Jepang, Indonesia, Taiwan, dan Mongolia untuk mengatasi dan memberikan solusi/ide tentang natural disaster yang ada di berbagai negara.
Beberapa negara yang terlibat dalam exchange program ini yaitu, Indonesia, Jepang, Taiwan, dan Mongolia. Indonesia sendiri mengirimkan 9 delegasinya yaitu, 3 mahasiswa Universitas Gadjah Mada, 3 mahasiswa Universitas Diponegoro, dan 3 mahasiswa Universitas Pertamina. Di mana salah satu dari 3 delegasi dari Universitas Gadjah Mada itu adalah Nayla sebagai perwakilan Departemen Teknik Sipil (DTS), dan dua mahasiswa lainnya adalah mahasiswa Departemen Teknik Mesin (DTM) dan Departemen Teknik Elektro dan Informatika (DTEDI). Dengan negara lain yaitu, Jepang mengirimkan 7 delegasinya serta Taiwan dan Mongolia mengirimkan masing-masing 3 delegasi.
Mahasiswa yang terlibat dalam workshop ini adalah mahasiswa rumpun teknik yang terdiri dari Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Elektro, Arsitektur, dan lain-lainnya yang bersangkutan. Professor yang terlibat dalam mengajar, memberikan materi, dan arahan selama di sana adalah profesor yang ahli dalam bidangnya yaitu tentang natural disaster dan pengembangannya . Di mana di KOSEN, Akashi College sendiri memiliki jurusan khusus untuk Natural Disaster.
Nayla menjelaskan tujuan dari dibuatnya prototype tersebut adalah untuk mengembangkan ide yang dimiliki yang di mana nantinya mungkin bisa dikembangkan dan digunakan secara nyata di masa depan untuk mengatasi bencana. Pengembangan ide bersama dengan negara lain juga menjadi salah satu kunci dari International Collaborative Workshop ini di mana Nayla bersama timnya saling bertukar ide dan solusi dari berbagai macam negara yang memiliki bencana yang berbeda-beda untuk di diskusikan bersama-sama solusi untuk mengatasi bencana tersebut. Pada akhir kegiatan nantinya, ia diminta untuk memberikan gagasan tentang ide atau solusi yang ia miliki untuk mengatasi natural disaster yang ada. Gagasan atau solusi tersebut adalah berupa prototype yang dibuat secara berkelompok dari berbagai anggota dan negara lain di dalamnya. Prototype tersebut bisa berupa alat untuk mencegah, mengatasi, atau menanggulangi baik sebelum atau sesudah bencana tersebut terjadi.
Nayla menjelaskan juga pengalaman unik selama mengikuti acara tersebut Nayla mendapatkan banyak pengalaman baru dan hal unik lain untuk pertama kalinya. Dari exchange kali ini, ia mendapat pengalaman baru untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan banyak orang asing lainnya dengan menggunakan bahasa Inggris untuk berdiskusi tentang topik yang diberikan.
“Selain membahas materi, kami pun melakukan cultural exchange kepada masing-masing negara yang ada dalam memperkenalkan budaya sendiri yaitu Indonesia. Baik tentang budaya, makanan, dan bahasa yang kami perkenalkan kepada negara lain,”tambahnya.
Banyak pula hal unik yang dialami untuk pertama kali nya ketika exchange program tersebut. Salah satunya adalah saat Nayla mendapat kesempatan ditemani oleh teman Jepangnya untuk dapat melihat lab mesin yang ada di sana dan pengembangan robot serta mesin pendeteksi bencana yang sedang mereka kembangkan. Selain pembelajaran di kelas Nayla dan teman-teman mendapatkan kesempatan untuk pergi ke The Great Hanshin-Awaji Earthquake Memorial Disaster Reduction and Human Renovation Institution. Di sana kami melihat museum tentang bencana alam yang pernah menimpa jepang. Kami belajar tentang bagaimana bencana itu dapat terjadi dan bagaimana cara untuk survive ketika bencana tersebut serta cara penanggulangan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir apabila terjadi bencana lagi selanjutnya. Terdapat pemutaran video/rekaman saat jepang tertimpa gempa bumi hanshin yang tidak diprediksi sebelumnya. Terdapat pula cultural exchange lainnya, yaitu kami pergi ke kota Kobe, Himeji Castle, dan Kyoto untuk berjalan-jalan pada hari libur.
Hasil dari acara tersebut adalah berupa prototype yang dikerjakan bersama dengan kelompok yang beranggotakan negara lain selain Indonesia. Prototype tersebut adalah gagasan/ide produk yang timnya tawarkan untuk mencegah, mengatasi, dan menanggulangi bencana alam baik sebelum maupun sesudah terjadi.
Untuk hasil prototype ini, kelompoknya membuat suatu barang/benda yang diberi nama “Quakeloon” atau Earthquake Balloon. Quakeloon ini adalah suatu produk yang didesain untuk dapat melindungi orang saat gempa bumi terjadi. Produknya berupa sebuah box mesin yang dapat di bawa di mana saja dan dapat digunakan secara fleksibel kapanpun saat gempa bumi terjadi. Namun, karena keterbatasan waktu maka prototype yang dapat tampilkan saat workshop adalah salah satu fitur utama nya yaitu saat digunakan di tempat tidur. Karena ada kalanya gempa bumi terjadi di malam hari saat kita tidak dalam kondisi yang siap untuk bisa menyelamatkan diri, maka “Quakeloon” ini memiliki sistem earthquake sensor yang dapat mendeteksi shaking/guncangan gempa. Saat gempa terjadi maka ballon pelindung akan otomatis keluar dan melindungi orang tersebut.
“Dampak dari acara tersebut juga adalah pemahaman yang lebih mendalam dan ilmu baru tentang natural disaster yang ternyata banyak jenis, penyebab, dan solusi untuk menanggulanginya yang diajarkan oleh profesor yang memang ahli di bidangnya. Selain mendapatkan ilmu tentang topik utamanya, salah satu hal yang berharga yang saya dapatkan adalah bagaimana sistem atau metode baru yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memecahkan suatu masalah,”pungkasnya.
Bagi sobat teknik sipil yang ingin mendapatkan informasi mengenai program keluar negeri dapat mengunjungi website Office of International Affairs – Universitas Gadjah Mada di https://oia.ugm.ac.id/ serta mengikuti akun resmi instagram OIA UGM (@oiaugm)