Yogyakarta, 2 Mei 2024—Departemen Teknik Sipil SV UGM bersama River and Ecology Club (REC DTS) sukses menggelar Internasional yang diadakan secara hybrid (daring dan luring) dengan menghadirkan Dr. Mitchell Harley dari School of Civil and Environmental Engineering, UNSW, Australia serta Johan Risandi, S.Kel., M.Sc., Ph.D. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Seminar Internasional dibuka dengan sambutan dari Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. Dalam sambutannya, Prof Agus menekankan bahwa di Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi UGM selalu ingin meningkatkan penelitian dan wawasan dalam Coastal Engineering sebagai langkah penanganan perubahan iklim yang sedang terjadi.
Moderator pada acara ini, Wakhidatik Nurfaida Dr. Eng. Wakhidatik Nurfaida, ST, M.Eng. yang juga merupakan dosen di Departemen Teknik Sipil menyampaikan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia, namun sampai sekarang untuk penelitian masih banyak menggunakan sekunder data dalam melakukan penelitian karena terbatasnya penelitian dan teknologi pesisir pantai.
Pembicara pertama, Johan Risandi, S.Kel., M.Sc., Ph.D. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional menyampaikan pengembangan teknologi wave loggers yang lebih terjangkau dan sesuai dengan keadaan Indonesia. Wave logger pesisir adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi gelombang di perairan pantai. Alat ini memantau karakteristik gelombang, termasuk tinggi dan periode gelombang, sehingga dapat memberikan informasi penting untuk pemahaman tentang dinamika gelombang di wilayah pesisir.
Hasil dari pengembangan teknologi tersebut memiliki kapasitas daya tahan baterai selama 3 hari, serta dapat dibandingkan dengan komersial pressure sensor (HOBO) dan serta tahan air. Pembicara mengharapkan bahwa mahasiswa UGM dapat ikut berkolaborasi dalam mengembangkan kemampuan untuk mencapai real time wave-weather observation and beach monitoring video.Â
Pembicara kedua, Dr. Mitchell Harley dari School of Civil and Environmental Engineering, UNSW, Australia menyampaikan CoastSnap: a Global citizen science project to monitor changing coastlines. Wilayah garis pantai sedang mengalami berbagai ancaman dan perlu dilakukan mitigasi. CoastSnap memungkinkan kita memonitoring garis pantai menggunakan gawai yang kita miliki. Hal tersebut meningkatkan inisiatif komunitas masyarakat untuk pengawasan pesisir pantai bahkan kita dapat membuat DIY (Do it yourself) Station jika stasiun CoastSnap tidak tersedia.Pada sesi tanya jawab, Nickholast Aditya dari TRPBS 2021 mengajukan pertanyaan mengenai manfaat langsung CoastSnap pada masyarakat pesisir pantai, karena teknologi ini sangat mungkin dijadikan program kerja dalam Kuliah Kerja Nyata, yang merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UGM. Dr. Mitchell menjawab bahwa selain untuk monitoring garis pantai, namun juga dapat berguna bagi pemerintah untuk melakukan monitoring dalam bidang pariwisata, pencegahan bencana, sampah dan lain sebagainya.
Melalui seminar internasional yang diselenggarakan bersama River and Ecology Club (REC DTS), DTS mendukung SDG 13 tentang penanganan perubahan iklim dengan mempromosikan pengembangan teknologi wave loggers dan proyek citizen science seperti CoastSnap untuk pemantauan garis pantai. Selain itu, DTS juga mendukung SDG 14 tentang ekosistem lautan dengan menyediakan informasi yang diperlukan untuk melindungi kehidupan laut dan ekosistem pantai dari ancaman erosi dan polusi. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional dan universitas internasional, memperkuat kemitraan untuk mencapai SDG 17, serta mendorong inovasi dan infrastruktur berkelanjutan yang mendukung SDG 9. Dengan upaya ini, DTS UGM menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.