Yogyakarta, 2024 – Tim dosen dari Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Wisata Bukit Cubung, Desa Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan kawasan wisata melalui tiga fokus utama: manajemen pengelolaan dan pemeliharaan bangunan sipil, mitigasi gempa, serta mitigasi kecelakaan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan kerja (K5). Upaya ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan keamanan, ketahanan bencana, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada pengelola kawasan wisata terkait pengelolaan dan pemeliharaan bangunan sipil. Infrastruktur yang ada, seperti joglo, gazebo, dan jaringan drainase, menjadi fokus utama untuk memastikan umur pakainya optimal. Pelatihan ini bertujuan agar para pengelola mampu menjaga kondisi fasilitas wisata demi mendukung kenyamanan pengunjung dan keberlanjutan operasional kawasan. Kegiatan ini juga disertai dengan bantuan dana untuk pengembangan sistem drainase guna mencegah genangan air saat musim hujan.
Mengingat Desa Jatirejo berada di wilayah rawan gempa, pelatihan mitigasi gempa juga diadakan dengan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo sebagai narasumber. Kegiatan ini memberikan edukasi kepada pengelola tentang cara melindungi diri saat gempa, seperti teknik berlindung dan evakuasi yang tepat. Selain itu, tim juga menyediakan poster edukasi mitigasi gempa yang dipasang di beberapa titik strategis di kawasan wisata. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pengunjung dan pengelola akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana.
Aspek keselamatan kerja juga menjadi perhatian utama. Sosialisasi K5 difokuskan pada pekerja konstruksi dan pengelola taman tematik yang sedang dibangun di kawasan wisata. Kegiatan ini mencakup edukasi tentang risiko kecelakaan kerja dan cara memitigasinya, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat. Dengan adanya taman tematik, seperti Taman Shaun the Sheep, pengelola diharapkan dapat memastikan keselamatan pengunjung dan keberlanjutan fasilitas bermain tersebut.
Kegiatan ini mendukung beberapa tujuan SDGs, seperti tujuan ke-9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui peningkatan kualitas infrastruktur wisata, tujuan ke-11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) dengan pengelolaan risiko bencana di kawasan wisata, serta tujuan ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui pembangunan drainase untuk mencegah bencana hidrologis. Kolaborasi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat lokal diharapkan mampu mempercepat pembangunan desa wisata yang tangguh, aman, dan berkelanjutan.
Kegiatan ini mencerminkan implementasi SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, pemerintah Desa Jatirejo, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kemitraan ini memperkuat sinergi dalam pengelolaan infrastruktur, mitigasi bencana, dan pengembangan wisata yang berkelanjutan, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal sebagai aktor utama pembangunan.
Melalui serangkaian kegiatan ini, Desa Wisata Bukit Cubung tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan di Kulon Progo, tetapi juga model pengelolaan wisata berbasis masyarakat yang mendukung pembangunan berkelanjutan.